Memahami Branding Sebagai Strategi Bisnis
Definisi, Tujuan, dan Contoh Branding
Sebuah merek atau brand yang kuat akan dengan mudah dikenal oleh masyarakat. Sehingga, semakin banyaknya kompetitor tidak akan membuat bisnis menjadi goyah.
Karena itu, dalam setiap bisnis, setiap perusahaan akan melakukan kegiatan pemasaran (marketing) dan pencitraan (branding). Jika aktivitas marketing berfokus pada cara memasarkan suatu produk, maka aktivitas branding berfokus agar suatu produk bisa melekat di benak konsumen (top of mind).
Proses membangun merek ini memiliki manfaat besar bagi suatu bisnis. Siapa yang tidak mengenal merek-merek global seperti KFC, McDonald, Coca-Cola, Tesla, ataupun Hollywood. Nama mereka bisa besar karena melakukan branding bertahun-tahun lamanya.
Definisi Branding
Secara etimologi, istilah branding berasal dari kata “brand” yang berarti merek. Istilah brand sendiri pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 oleh para peternak asal Eropa. Mereka biasa memberi tanda kepemilikan berupa cap besi panas di tubuh hewan-hewan ternak mereka. Aktivitas mereka itu dikenal dengan sebutan “burn” dalam Bahasa Inggris atau “brennen” dalam bahasa Jerman.
Brand merupakan identitas unik yang membedakan antarsesama, baik antarmanusia maupun antarproduk. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan branding adalah aktivitas pencitraan yang dilakukan agar sebuah merek atau sosok terlihat berbeda dari merek lain, sehingga menarik dan mudah diingat oleh masyarakat.
Branding dapat pula diartikan sebagai sebuah kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat dan mempertahankan sebuah brand dalam rangka memberikan perspektif kepada orang lain yang melihatnya.
Dalam dunia bisnis, branding bisa diartikan sebagai praktik pemasaran sebuah perusahaan dengan menciptakan nama, simbol, atau desain yang mudah diidentifikasi sebagai milik suatu bisnis atau perusahaan.
Butuh waktu yang relatif lama dan proses yang panjang bagi perusahaan untuk membangun brand-nya sehingga bisa dikenal masyarakat luas. Oleh karena itu, aktivitas branding bukanlah hal yang mudah. Jika dilakukan dengan tepat, maka perusahaan yang melakukan branding dengan baik niscaya akan mendapat loyalitas dari konsumen.
Sebagai erat kaitannya dengan ilmu komunikasi, branding didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka membangun dan membesarkan sebuah merek.
Branding bukan saja hanya perlu dilakukan oleh perusahaan baru yang namanya belum terlalu dikenal masyarakat. Tapi, perusahaan besar sekalipun harus terus konsisten melakukan kegiatan branding agar namanya semakin besar dan tetap menjadi pilihan masyarakat.
Aktivitas branding juga dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif dan reputasi perusahaan untuk membangun kepercayaan konsumen. Dengan terbangunnya citra positif, maka perusahaan akan mudah untuk melakukan penjualan produk. Alhasil, konsumen bertambah dan pendapatan perusahaan semakin meningkat.
Elemen-elemen dalam Branding
Elemen-elemen dalam kegiatan branding mayoritas berkaitan dengan hal-hal yang kasat mata dari sebuah merek. Mari kita coba bahas beberapa di antaranya.
Nama Merek
Seperti halnya manusia, produk atau layanan jasa harus memiliki nama. Ini adalah hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum melakukan aktivitas branding.
Abaikan saja kalimat “What’s in a name?” alias “Apalah arti sebuah nama” yang dituliskan oleh pujangga kenamaan William Shakespeare dalam drama Romeo & Juliet. Tanpa sebuah nama, maka sebuah produk tidak memiliki identitas yang dapat memudahkannya untuk dikenali masyarakat.
Logo
Logo yang unik akan meninggalkan kesan bagi masyarakat. Dalam pembuatan logo, sebuah perusahaan akan memikirkan faktor keunikan dan citra yang sesuai dengan brand. Karena itu, banyak perusahaan rela merogoh kocek dalam-dalam menyewa jasa profesional untuk membuat sebuah logo.
Abaikan saja kalimat “What’s in a name?” alias “Apalah arti sebuah nama” yang dituliskan oleh pujangga kenamaan William Shakespeare dalam drama Romeo & Juliet. Tanpa sebuah nama, maka sebuah produk tidak memiliki identitas yang dapat memudahkannya untuk dikenali masyarakat.
Tampilan Visual
Warna kemasan, desain produk, desain kemasan, dan sejenisnya termasuk dalam tampilan visual. Pemilihan tampilan visual yang apik akan menghasilkan pencitraan positif terhadap sebuah produk.
Maskot
Penggunaan maskot atau brand ambassador untuk sebuah produk bisa meningkatkan pemasaran produk.
Suara
Kehadiran sebuah lagu tema atau biasa disebut jingle akan membuat sebuah brand jadi terngiang-ngiang di telinga masyarakat. Penggunaan lagu tema akan melengkapi unsur visualisasi, sehingga membuatnya lebih mudah diingat dan dikenang.
Kata-kata
Peran seorang Copywriter sangat dibutuhkan dalam hal ini. Karena terciptanya slogan atau tagline yang cerdas dari sebuah brand akan selalu meninggalkan kesan mendalam. Dalam proses pembuatan brand, Copywriter biasanya akan memilih kata-kata dengan citra positif dan mudah diingat.
Apa fungsi Branding
Penting dalam suatu bisnis untuk menjalankan aktivitas branding. Sebuah merek bisa menjadi terkenal dan mengalami kenaikan penjualan jika melakukan aktivitas branding yang tepat. Efek lain dari branding adalah mendapatkan posisi (positioning) yang unggul dan kuat dalam sebuah kategori industri
Berikut beberapa fungsi dalam branding bagi suatu bisnis:
Fungsi Branding #1 – Untuk Membangun Citra Perusahaan
Fungsi terpenting dari kegiatan branding adalah untuk membangun citra perusahaan. Bila suatu perusahaan memiliki citra yang bagus, maka produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan akan mudah dikenal oleh orang lain.
Branding yang kuat akan menghasilkan citra yang bagus. Selain itu, citra juga dipengaruhi oleh prestise dan juga jaminan kualitas dari suatu produk.
Terbentuknya citra yang bagus dari masyarakat, maka sebuah perusahaan akan punya tugas berat dalam mempertahankan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Jika suatu saat produk atau jasa tersebut mengalami penurunan kualitas, maka citra positif yang telah dibangun bertahun-tahun bisa hancur dalam sekejap.
Fungsi Branding #2 – Untuk Memberikan Ciri Khas
Dalam aktivitas branding, sebuah perusahaan akan berlomba-lomba menjadi beda dan berciri khas. Sehingga, tidak mengherankan jika produk dari sebuah perusahaan yang mempunyai branding yang kuat akan mudah dikenali oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan aktivitas branding yang dilakukan telah memberikan penanda dan ciri khas sebuah produk.
Fungsi Branding #3 – Untuk Promosi Dan Daya Tarik
Aktivitas branding seringkali dilakukan semaksimal dan semenarik mungkin. Jika aktivitas tersebut memiliki keunikan dan berhasil memikat masyarakat, maka produk dari sebuah perusahaan berpotensi jadi terkenal.
Fungsi Branding #4 – Alat Pengendali Pasar
Sebuah perusahaan dengan aktivitas branding yang kuat akan memiliki nama yang sangat dikenal. Efeknya, perusahaan akan menguasai, bahkan bisa mengendalikan pasar. Pengendalian pasar bisa dilakukan karena masyarakat cenderung akan mengonsumsi suatu produk atau jasa, atau memilih suatu brand yang sudah dikenal secara luas.
Dengan memiliki nama besar, bisnis akan berada di posisi yang kuat dalam menghadapi persaingan. Sehingga, siapapun kompetitornya, jika branding yang dilakukan telah berhasil, maka akan sulit menggeser sebuah merek dari kejayaannya.
Selain itu, jika sebuah perusahaan punya kekuatan branding yang baik, maka masyarakat akan tetap memilih produk dari perusahaan tersebut untuk mengatasi solusi yang mereka miliki. Harga tidak lagi dipedulikan, karena bagi mereka produk tersebut telah membuktikan kualitasnya dan memberikan pengalaman penggunaan yang terbaik.
Jenis-jenis Branding
Di atas kita sudah membahas tentang definisi branding dan fungsi-fungsinya. Tapi, tahukah kamu bahwa ada beberapa jenis branding? Jenis-jenis branding ini mungkin sudah kamu ketahui, atau bisa saja pernah kamu lakukan tanpa disadari.
Berikut daftar beserta penjelasan dari jenis-jenis branding:
1. Product Branding
Seperti namanya, jenis branding ini mencoba mendorong konsumen untuk memilih produk milik suatu perusahaan di atas produk kompetitor. Ini adalah aktivitas branding yang paling umum. Dalam jenis branding ini, perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan identitas pada sebuah produk unggulannya agar mampu memengaruhi konsumen untuk memilih produk tersebut dibandingkan produk pesaing.
2. Personal Branding
Jenis branding yang ini merupakan proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang. Aspek-aspek tersebut di antaranya adalah keilmuan, kepribadian, ataupun kemampuan.
Aktivitas branding yang satu ini sangat populer di kalangan figur publik, seperti artis, musisi, politisi, dan lain-lain. Kehadiran media sosial semakin mempermudah mereka dalam melakukan personal branding. Tujuannya tidak lain agar masyarakat memiliki pandangan khusus terhadap mereka.
3. Corporate Branding
Perusahaan skala besar maupun kecil pasti akan melakukan corporate branding. Semua aspek perusahaan, mulai dari produk atau jasa yang ditawarkan, kontribusi karyawan di mata masyarakat, hingga aktivitas tanggung jawab perusahaan (CSR) akan dipamerkan. Tujuannya untuk mengembangkan reputasi perusahaan di mata masyarakat.
4. Destination & Cultural Branding
Sebuah wilayah akan berusaha mengenalkan keunggulan atau potensi daerah yang mereka miliki. Jenis branding ini biasanya digunakan untuk mempromosikan suatu wilayah untuk kebutuhan pariwisata. Aktivitas branding ini termasuk mempromosikan identitas budaya, kebiasaan masyarakat, hingga keunikan lanskap di suatu wilayah.
Cara mudah melakukan Branding
Kesuksesan dalam membangun merek menjadi impian banyak orang. It’s everyone’s dream, not only hers. Karena itu, saat kamu akan membangun brand atau merek yang kamu miliki, berikut langkah-langkah mudah cara melakukan branding yang bisa kamu praktikkan.
1. Menentukan Target Audiens
Seperti halnya dalam pemasaran produk, langkah pertama yang harus dilakukan saat akan membangun sebuah brand adalah menentukan target pasar. Produk yang kamu miliki memang bisa saja dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat, namun dengan memiliki pasar yang spesifik, maka kamu bisa lebih fokus dalam menentukan, kepada siapa produk brand tersebut sebaiknya ditujukan?
Menentukan target pasar memang tidak mudah. Kamu butuh melakukan riset yang cukup panjang. Jika mengalami kebingungan atau buntu di tengah jalan, kamu bisa memulai dengan menganalisis kompetitor.
Cari tahu siapa saja kompetitor potensial yang menjual produk serupa. Dari sana, kamu sekaligus bisa mempelajari siapa audiens yang mereka targetkan.
Lakukan pencarian di Google dengan menggunakan kata kunci spesifik terkait produk yang kamu jual. Lakukan analisis mendalam dari setiap kompetitor yang produknya muncul di hasil pencarian tersebut. Kemudian, lakukan survei atau berdiskusi dengan mereka yang termasuk kriteria audiens kamu.
2. Menentukan Karakteristik Brand
Saat membangun sebuah merek, kamu perlu sangat fokus dan sangat spesifik dengan elemen-elemen pada brand yang kamu miliki. Prinsip 5W+1H (What, Why, Who, Where, When, How) harus menjadi kerangka berpikir dalam menentukan karakteristik brand.
Berikut beberapa pertanyaan yang bisa menjadi renungan saat akan membangun sebuah merek:
Apa (What) | Nilai (value) dari brand yang ingin diangkat? |
Kenapa (Why) | Brand ini bisa bermanfaat bagi masyarakat? |
Bagaimana (How) | Cara menyampaikan dan mengkomunikasikan pesan dari brand? |
Di mana (Where) | Akan menyebarkan atau mempromosikan brand? |
Kapan (When) | Jadwal dan durasi promosi? |
Siapa (Who) | Penanggung jawab dan pengawas dalam proyek branding ini? |
3. Menentukan Persona
Dalam membangun merek, penting untuk menentukan persona atau karakter seperti apa yang membuat target audiens tertarik dengannya. Persona adalah sebuah representasi pengguna dalam bentuk individu imajiner yang meliputi karakteristik, pengalaman, status ekonomi, status pekerjaan, bahkan kondisi lingkungan.
Hal-hal tersebut akan menjadi penentu brand voice, sekaligus menjadi acuan dalam mengembangkan materi-materi komunikasi kreatif, seperti video, tulisan, infografis, dan lain-lain.
4. Menentukan Nama Brand
Sebuah brand lebih dari sekadar nama. Tapi, pemilihan nama sebuah bisnis atau sebuah produk akan sangat berpengaruh. Nama brand merupakan salah satu komitmen penting yang harus sudah ditetapkan di awal pembentukan.
Nama dan filosofinya akan memengaruhi proses pembuatan logo, penentuan domain website, hingga pendaftaran merek dagang.
5. Menentukan Slogan
Proses ini cukup rumit karena mendapatkan slogan atau tagline yang catchy dan mampu mewakili visi dan misi brand tidaklah mudah. Slogan sebuah brand tidak harus bersifat permanen. Ia bisa berubah seiring perkembangan zaman, kemajuan brand, atau menemukan strategi baru dalam pengembangan bisnis.
6. Menentukan Penampilan Brand
Sama halnya dengan manusia, brand perlu didandani agar terlihat ciamik di mata masyarakat. Dandani brand kamu semaksimal mungkin, mulai dari pemilihan warna dasar produk, hingga jenis huruf (font) yang dipilih.
7. Membuat Logo
Logo akan menjadi wajah sebuah brand. Karena itu, logo semaksimal mungkin bisa mengakomodasi nilai, visi, dan misi dari brand. Logo brand haruslah mudah diingat, unik, dan terukur.
8. Memanfaatkan Media Sosial
Logo akan menjadi wajah sebuah brand. Karena itu, logo semaksimal mungkin bisa mengakomodasi nilai, visi, dan misi dari brand. Logo brand haruslah mudah diingat, unik, dan terukur.
Contoh Branding
Mungkin, tanpa kamu sadari, ada beberapa contoh branding yang sudah sangat sukses dilakukan oleh beberapa brand, antara lain:
Branding Produk Coca Cola
Coca-Cola merupakan salah satu perusahaan bukan hanya sukses melakukan branding, tapi juga mempertahankannya dengan baik.
Dalam hal branding produk, harus diakui, Coca-Cola sangatlah konsisten. Mulai dari logo, iklan, desain, dan pengemasan masih relatif sama dari dulu hingga sekarang. Coca-Cola memanfaatkan visual yang simpel dengan sangat efektif.
Branding Produk McDonald’s
Siapa yang tidak mengenali brand McDonald’s dengan logo klasik dan warnanya yang cerah? Keseragaman adalah salah satu kunci McDonald’s bisa menjadi sangat terkenal di seluruh dunia. Konsistensi kualitas produk dan harga yang relatif murah menjadi alasan utama pelanggan banyak memilih McDonald’s!
Branding Produk Nike
Logo swoosh yang digunakan oleh Nike memang menjadi legenda. Nike memanfaatkan endorsement dari atlet selebriti, seperti Michael Jordan untuk merepresentasikan brand-nya.
Dalam hal ini, mungkin bisa dikatakan bahwa awalnya target utama marketing Nike adalah penggemar atlet selebritas. Sebab naluri seorang penggemar biasanya selalu ingin merasa dekat dan terhubung dengan idolanya. Salah satu caranya dengan menggunakan produk yang idola mereka juga pakai.
Rangkuman
1. Apa yang dimaksud dengan Branding?
Branding adalah aktivitas pencitraan yang dilakukan agar sebuah merek atau sosok terlihat berbeda dari merek lain, sehingga menarik dan mudah diingat oleh masyarakat.
2. Apa tujuan Branding?
Untuk membangun citra positif dan reputasi perusahaan untuk membangun kepercayaan konsumen. Dengan terbangunnya citra positif, maka perusahaan akan mudah untuk melakukan penjualan produk.
3. Apa itu Branding dalam Bisnis?
Branding dalam bisnis adalah praktik pemasaran sebuah perusahaan dengan menciptakan nama, simbol, atau desain yang mudah diidentifikasi sebagai milik suatu bisnis atau perusahaan.
4. Bagaimana cara kerja Branding?
Cara kerja branding bisa dimulai dengan beberapa tahap, yaitu:
- Menentukan target audiens
- Menentukan karakteristik brand
- Menentukan persona
- Menentukan nama brand
- Menentukan slogan
- Menentukan penampilan brand
- Membuat logo
- Memanfaatkan media sosial
Kesimpulan
Branding dan marketing memang sangat erat hubungannya dalam suatu bisnis. Tapi, keduanya merupakan hal yang berbeda.
Salah satu tujuan dari branding, yaitu untuk menciptakan citra (image) yang baik pada publik. Semakin baik sebuah brand di mata masyarakat, maka brand tersebut akan semakin populer.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, pembukuan adalah hal yang sangat penting. Tanpa pembukuan yang baik dan benar, pemilik usaha tidak akan bisa mengembangkan bisnis secara optimal karena ketiadaan data yang faktual atas keuangan yang dihasilkan dari aktivitas bisnis.